Acara pernikahan secara adat selalu mengandung makna yang sakral. Sebab, hal ini menjadi semacam persiapan paling akhir bagi seseorang untuk memasuki kehidupan yang baru. Demikian pula dalam adat pernikahan Jawa.
Table of Contents
ToggleProsesi Adat dalam Pernikahan Jawa
Tradisi pernikahan Jawa memang cukup panjang. Namun, kerumitan yang ada sebenarnya terbayar oleh makna yang sakral dalam tiap urutannya. Berikut ini adalah 12 urutan peradatan dalam acara pernikahan suku Jawa:
1. Seserahan
Prosesi pertama adalah penyerahan seserahan dari pihak pengantin pria kepada pengantin wanita. Isi barang-barang seserahan masing-masing memiliki makna tersendiri. Hanya saja, jumlahnya biasanya ganjil.
Salah satu barang seserahan, yakni perlengkapan beribadah sesuai keyakinan. Ini berarti bahwa harapannya rumah tangga akan dibangun berlandaskan iman keyakinan tersebut.
2. Siraman
Prosesi berikutnya adalah siraman. Tahap yang satu ini hanya melibatkan pengantin wanita, yaitu mempelai wanita disiram dengan air yang telah bercampur dengan bunga 7 rupa. Setiap jenis bunga tersebut memiliki makna tersendiri yang mendalam.
Salah satu jenis bunga dalam adat pernikahan Jawa adalah kenanga. Bunga ini memiliki makna kehormatan. Oleh sebab itu, pengantin diharapkan dapat menjaga menjunjung kehormatan dalam rumah tangga.
3. Midodareni
Selanjutnya adalah midodareni, yaitu sebuah acara yang berlangsung pada malam sebelum pernikahan berlangsung. Acara ini diadakan di rumah orang tua mempelai wanita. Dalam acara ini, keluarga wanita memanjatkan doa bersama.
Selain itu, orang tua wanita juga akan menyuapkan makanan pada anaknya. Hal ini bermakna sebagai suapan terakhir orang tua sebelum anaknya memasuki kehidupan yang mandiri dalam rumah tangga.
4. Pernikahan
Berikutnya adalah acara paling besar, yaitu pernikahan itu sendiri. Acara ini akan berlangsung sesuai dengan agama pasangan pengantin, yaitu ijab kabul untuk Muslim dan pemberkatan di gereja untuk Kristen.
5. Upacara Panggih
Selanjutnya adalah puncak adat pernikahan Jawa, yaitu upacara panggih. Pada upacara ini, meliputi saling serah sanggan (srah-srahan), saling melempar sirih, mencuci kaki lalu memecahkan telur, pengantin bergandengan ke pelaminan, kacar kucur, dhahar walimah, hingga sungkeman kepada masing-masing orang tua.
Pada prosesinya, keluarga pihak pria datang ke rumah mempelai wanita dengan membawa nampan yang berisi buah pisang, daun sirih, dan rangkaian bunga yang dinamakan kembar mayang.
Buah pisang bermakna sebagai penebusan. Sementara daun sirih digunakan untuk prosesi balang suruh, yaitu saling melempar daun sirih diantara pengantin yang bermakna mengusir roh jahat.
Sedangkan kembar mayang ditinggalkan di luar area upacara yang bermakna pertemuan ini. Maknanya adalah agar segala hal negatif dapat tertahan dan tidak mengganggu jalannya acara.
6. Midak Tigan
Proses berikutnya adalah midak tigan, yang berarti menginjak telur. Prosesi ini dilakukan oleh mempelai pria. Pecahnya telur yang terinjak menandakan kebersatuan keturunan kedua mempelai.
Setelah itu, dalam adat pernikahan Jawa, mempelai wanita akan membasuh kaki mempelai pria. Hal ini tentu saja bermakna sebagai kasih sayang dan pengabdian dari wanita kepada suaminya.
7. Bobot Timbang
Setelah semua prosesi tersebut selesai, kemudian kedua mempelai akan naik pelaminan bersama ayah dari mempelai wanita. Kedua mempelai kemudian akan duduk di pangkuan ayah mempelai wanita.
Kedua duduk pada paha ayah, satu pada sisi kanan dan yang lainnya kiri. Hal ini bermakna bahwa ayah mempelai wanita telah menerima menantunya selayaknya anak sendiri.
8. Tanem Jero
Berikutnya adalah tanem jero, yaitu prosesi yang juga masih berlangsung di pelaminan. Pada bagian ini, ayah akan secara simbolis mengenakan pakaian pengantin pada kedua mempelai. Hal ini bermakna sebagai pemberian tugas untuk melanjutkan keturunan.
Tanem sendiri berarti tanam, sedangkan jero berarti dalam. Jadi, makna istilah dalam tradisi adalah bahwa pengantin telah tertanam bersama untuk membentuk keluarga yang bahagia.
9. Kacar-Kucur
Tahap selanjutnya dalam adat pernikahan Jawa adalah kacar-kucur. Pada bagian ini, pengantin pria menyerahkan penghasilan pada istrinya. Penghasilan ini biasanya berupa hasil bumi seperti kacang dan sayur.
Mempelai wanita harus dapat menerimanya tanpa tertumpah. Maknanya adalah bahwa ia harus mampu memanfaatkan penghasilan tersebut dengan bijak.
10. Dulangan
Berikutnya adalah dulangan yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan suapan. Artinya, kedua mempelai saling menyuapi satu sama lain. Dimulai dengan nasi yang telah dikepal lebih dulu oleh pengantin pria.
Prosesi bermakna bahwa kedua pengantin harus kompak dan bekerjasama dengan suami sebagai pemimpin rumah tangga.
11. Sungkeman
Selanjutnya adalah sungkeman. Tahap ini adalah bagian yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat luas. Sebab, tradisi ini juga cukup umum dalam adat suku lain. Nantinya, kedua mempelai berjongkok di hadapan orang tua untuk memohon restu dan doa.
Hal yang sedikit berbeda pada adat pernikahan Jawa adalah saat sungkem, pengantin pria harus melepas keris yang ada pada baju pengantin lebih dahulu.
12. Ngunduh Mantu
Prosesi paling akhir adalah ngunduh mantu, artinya mengambil mantu. Jika hampir semua prosesi sebelumnya dilaksanakan di kediaman pengantin wanita. Bagian yang ini terlaksana pada kediaman orang tua pengantin pria.
Dalam acara ini, pengantin wanita akan sungkem kembali kepada orang tua pengantin pria. Hal ini menandakan bakti menantu kepada mertua. Selain acara sungkem ini, dalam ngunduh mantu biasanya juga terdiri dari acara doa dan syukuran.
Adat Pernikahan Jawa yang Tak Mungkin Selesai Sehari
Demikianlah setiap tahap dalam tradisi pernikahan suku Jawa. Panjangnya tahapan satu demi satu memang tidak mungkin selesai dalam 1 hari. Oleh sebab itu, pasangan pengantin Jawa dapat menghabiskan waktu hingga 1 pekan untuk menjalaninya.
Sebab, selain karena banyaknya tahapan. Pemilihan waktu juga mempertimbangan kesiapan kedua mempelai dan keluarga. Sebagai contoh adalah pertimbangan kekuatan kesehatan keluarga dalam adat pernikahan Jawa.
Baca juga:
Syarat Foto Nikah dan Dokumen Lainnya yang Harus Kamu Lengkapi
8 Tempat Wisata untuk Prewedding di Indonesia yang Paling Epik