Dalam sebuah acara pernikahan, seserahan menjadi salah satu dari rangkaian acara pernikahan yang sangat penting. Seserahan pernikahan adat Jawa menjadi tradisi yang sudah dipraktikkan pada pernikahan orang-orang Jawa.
Baik pernikahan adat Jawa tradisional maupun modern, seserahan menjadi simbolis dari mempelai laki-laki sebagai bentuk tanggung jawab atas pengantin wanita yang dipinangnya. Dalam bahasa Jawa, tradisi seserahan memiliki sebutan paningset.
Seserahan biasanya berbentuk hantaran barang-barang yang merupakan keperluan pengantin wanita mulai dari sandang, perhiasan, seperangkat alat sholat, dan lainnya. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang seserahan, simak pembahasannya sebagai berikut.
Table of Contents
ToggleSejarah dan Cerita Dibalik Seserahan
Sejarah awal mula dari seserahan tidak ada penjelasan jelas sejak kapan terjadinya dan tidak ada catatan sejarah yang menjelaskan asal muasal tradisi ini. Ada yang berpendapat bahwa sebelum agama Islam masuk ke pulau Jawa, para nenek moyang sudah melakukan tradisi ini.
Setelah agama Islam masuk pun, tradisi dari prosesi pernikahan ini tetap bertahan karena masyarakat merasa seserahan menyimpan nilai luhur serta moral dan tanggung jawab yang tinggi dalam kehidupan pernikahan ke depannya.
Pendapat lainnya berdasarkan cerita dari mulut ke mulut, orang-orang di Suku Bugis lah yang merupakan pencetus adat seserahan saat melangsungkan pernikahan. Lambat laun, seserahan berkembang luas di berbagai daerah di Indonesia, tak terkecuali di Pulau Jawa.
Acara seserahan pernikahan adat Jawa termasuk ke dalam rangkaian upacara midodareni yang dilaksanakan pada malam hari sebelum akad pernikahan. Namun, tidak menutup kemungkinan jika kamu melaksanakan pernikahan secara modern, pelaksanaan seserahannya akan berbarengan dengan resepsi pernikahan.
Di era modern ini, calon pengantin pria bisa mendiskusikan bersama mempelai wanita terkait jumlah dan jenis barang apa saja yang akan menjadi hantaran untuk seserahan karena hal tersebut berkaitan dengan selera dari sang calon istri.
Baca juga: Adat Pernikahan Jawa dan Maknanya, Penuh Kesakralan!
Barang Hantaran untuk Seserahan
Di berbagai daerah di Indonesia, acara seserahan menjadi hal penting dalam pernikahan. Namun, jika calon istrimu adalah orang Jawa, sudah sepantasnya kamu memberikan seserahan pernikahan adat Jawa yang memiliki makna filosofis tersendiri. Berikut adalah beberapa jenis barang yang bisa jadi seserahan:
1. Seperangkat Alat Sholat
Bagi masyarakat Jawa, membawa seserahan seperangkat alat sholat adalah bagian yang sangat penting. Pasalnya, barang-barang tersebut memiliki makna yang cukup mendalam, yaitu sebagai bentuk tanggung jawab suami kepada istri agar dapat memimpin keluarga serta selalu taat beribadah kepada Allah Ta’ala.
Isi dari seperangkat alat sholat mulai dari Al-Qur’an, mukena, sajadah, dan tasbih sebagai tambahan. Calon pengantin pria bisa mendiskusikan motif mukenanya bersama pasangan wanitanya.
2. Perhiasan
Seserahan pernikahan adat Jawa selanjutnya adalah perhiasan. Kamu bisa berdiskusi dengan calon pasanganmu untuk memilih jenis perhiasan sesuai dana yang ada.
Berhubung perhiasan kerap menjadi mahar pernikahan, kamu bisa memikirkan apakah akan menjadikan perhiasan tersebut sebagai seserahan atau tidak. Selebihnya, tidak masalah jika ingin menjadikan perhiasan dari seserahan sebagai mahar untuk pernikahan.
Perhiasan sendiri memiliki makna agar sang istri menjadi sinar dalam keluarga sebagaimana kilauan pada perhiasan yang terpakai di tubuhnya. Jenis perhiasan yang bisa kamu pilih untuk seserahan bisa berupa kalung, gelang, anting, atau cincin.
3. Jarik dan Kebaya
Jika pada umumnya kamu menemukan set pakaian wanita dalam seserahan, maka berbeda dengan seserahan pernikahan adat Jawa. Jarik dan kebaya menjadi seserahan yang melekat pada budaya Jawa.
Kamu dapat memilih motif batik secara hati-hati karena ada beberapa motif yang justru bermakna buruk untuk pernikahan. Kamu bisa memilih motif dan corak batik sidomukti untuk seserahan karena corak tersebut memiliki makna harapan agar pernikahan dipenuhi kebahagiaan lahir dan batin.
4. Kain Batik dan Stagen
Kain batik dan stagen juga menjadi objek seserahan pernikahan adat Jawa yang jarang ada di adat lainnya. Stagen yaitu kain panjang yang menyerupai korset sebagai pelengkap pakaian tradisional Jawa yang fungsinya untuk mengencangkan perut agar langsing dan membuat tulang belakang tidak bungkuk.
Sama seperti fungsinya, stagen dalam seserahan memiliki makna tekad yang kuat antara suami dan istri untuk menjalin kehidupan pernikahan agar segala rintangan dalam rumah tangga dapat terlewati.
5. Seperangkat Make up
Salah satu kebutuhan sang mempelai wanita adalah seperangkat make up untuk merias diri. Make up menjadi barang seserahan yang bermakna agar istri bisa menjaga kecantikannya dan tampil menawan di hadapan suaminya.
Bukan hanya itu, memberikan seserahan berupa make up memberikan pengertian bahwa sang suami mampu menyediakan dan memenuhi kebutuhan istrinya di kemudian hari.
6. Tas dan Alas Kaki
Tas dan alas kaki menjadi pilihan untuk seserahan pernikahan adat Jawa yang memiliki berbagai makna. Memberikan tas sebagai seserahan memiliki makna tanggung jawab sang suami untuk memenuhi berbagai macam keperluan sang istri.
Selain itu, beragam alas kaki mulai dari sepatu kets, sneakers, flat shoes, hingga high heels bisa menjadi pilihan dalam seserahan karena memiliki makna atas harapan agar keduanya saling melengkapi, sama seperti sepasang sepatu.
7. Daun Sirih Ayu
Kamu mungkin penasaran kenapa daun sirih ayu termasuk ke dalam barang seserahan. Apalagi, daun sirih ini tampak berbeda dan tidak seperti barang-barang hantaran pada umumnya. Dalam seserahan adat Jawa, sirih ayu menjadi simbol harapan dan doa yang baik untuk pernikahan.
Selain itu, makna lain dari filosofis daun sirih adalah untuk meminta keselamatan dan kebahagiaan dalam menjalani kehidupan rumah tangga.
8. Jajanan Pasar
Aneka jajanan pasar juga bisa menjadi pelengkap dalam seserahan pernikahan adat Jawa. Biasanya, jajanan pasar yang menjadi pilihan adalah yang berbahan dasar ketan seperti wajik, lemper, jadah, dan lainnya.
Bukan tanpa alasan, pemilihan ketan sebagai bahan dasar karena teksturnya yang lengket menjadi harapan agar cinta dan kasih sayang kedua mempelai selalu erat dalam kehidupan pernikahan.
9. Pisang Raja
Pisang raja terpilih menjadi salah satu seserahan yang terbilang cukup unik dalam adat Jawa. Pemilihan pisang raja lebih sering kamu temui di acara pernikahan adat Jawa karena dianggap menjadi simbol kebesaran dan harapan baik dalam pernikahan.
Jumlah pisang dalam seserahan tidak bisa sembarangan, pihak laki-laki harus memberikan pisang dengan jumlah satu sisir atau satu tangkep. Makna yang tersirat dari pisang satu tangkep adalah pisang tersebut membentuk telapak tangan yang menengadah berdoa kepada Tuhan.
10. Buah-Buahan
Untuk melengkapi pisang raja, buah-buahan lainnya juga bisa menjadi seserahan sebagai hasil bumi yang menyimbolkan kesejahteraan dan suka cita untuk orang-orang di sekitar mereka layaknya rasa manis dalam buah-buahan tersebut.
Buah-buahan seperti apel, anggur, jeruk, pir, dan lainnya bisa menjadi pilihan dalam seserahan. Pemberian ini juga memiliki maksud agar kedua mempelai senantiasa sehat dalam menjalani kehidupan setelah hari pernikahan.
Yuk, persiapkan seserahan pernikahanmu dari sekarang!
Seserahan pernikahan adat Jawa secara keseluruhan tidak begitu sulit untuk mendapatkannya. Barang-barang tersebut pada dasarnya merupakan sebagian besar kebutuhan istri yang akan terpakai setelah acara pernikahan. Kira-kira, kamu punya rencana membeli barang seserahan yang mana?
Baca juga: 13 Hantaran Lamaran Sederhana Hemat Budget, Tapi Penuh Makna